Showing posts with label MAKALAH WAWASAN DASAR KONSELING. Show all posts
Showing posts with label MAKALAH WAWASAN DASAR KONSELING. Show all posts

Friday, June 21, 2013

Manusia Menurut Al-qur'an dan Posisi Profesi konseling dalam Pendidikan

Diposkan oleh KADRY BONJOLY di 4:18 PM 0 komentar





WAWASAN DASAR KONSELING
(MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN DAN POSISI PROFESI KONSELING DALAM PENDIDIKAN)
Diajukan Kepada Dosen Mata Kuliah WAWASAN DASAR KONSELING
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Perkuliahan
OLEH
KELOMPOK 2

ANGGA SAPUTRA     : 11 104 O33
DELLA PRATAMI      : 11 104 003
ZELVIANI DESRA     : 11 104 026

DOSEN PEMBIMBING :
HADIARNI, M.Pd., Kons

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
BATUSANGKAR
2013

KATA PENGANTAR

   Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya telah mengantarkan kami untuk dapat menuntaskan tugas ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN DAN POSISI PROFESI KONSELING DALAM PENDIDIKAN ”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
   Makalah ini memuat tentang “MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN DAN POSISI PROFESI KONSELING DALAM PENDIDIKAN”, walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki  detail yang cukup jelas bagi para pembacanya.
   Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna, untuk itu kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.





Batusangkar, 15 Maret 2013




 
 


Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Batasan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
BAB II...................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN........................................................................................................ 2
A. Manusia Menurut Al-Qur’an.......................................................................... 2
B. Posisi / Kedudukan Profesi Konseling dalam Pendidikan............................... 4
BAB III..................................................................................................................... 7
PENUTUP................................................................................................................. 7
KESIMPULAN.................................................................................................... 7
SARAN............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA








 
BAB I



BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Agar pembaca yang notabene seorang Mahasiswa islam atau calon Guru dalam memahami manusia dalam pencapaian insan kamil itu sendiri, dan mengetahui kududukan nya didalam penerapan bimbingan dan konseling.sehingga nantinya mereka mengetahui proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personil, spiritual maupun material yang  bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.

B. Batasan Masalah

1.      Manusia Menurut Al-Qur’an
2.      Posisi / Kedudukan Profesi Konseling dalam Pendidikan    

C. Tujuan Penulisan

1.       Menjelaskan Manusia Menurut Al-Qur’an
2.      Menjelaskan Posisi/Kedudukan Profesi Konseling dalam Pendidikan
           













BAB II

PEMBAHASAN


A. Manusia Menurut Al-Qur’an

       Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniah dan rohaniahnya.
Secara etimologi istilah manusia adalah :[1]
1. Ins, Insan dan Unas
               Kata–kata tersebut berarti jinak, tidak liar, senang hati, tampak atau terlihat. Fiman Allah dalam surat at-tiin, 95:4 menerangkan :
 
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia sebaik-baik bentuk.”

2. Basyar
Kata ini berasal dari makna kulit luar yang dapat dilihat dengan mata kasar, bersifat indah dan cantik, serta dapat menimbulkan rasa senang, bahagia, dan gembira bagi siapa saja yang melihatnya.
Firman allah dalam surat ali imran, 3 : 79

“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”

3. Bani Adam
Kata ini berarti anak adam, putra adam serta cucu adam
Firman allah dalam surat al ‘araf, 7:27
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.

4. Dzurriyat Adam
Firman allah dalam surat maryam, 19:58
”Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan insan kamil yang bertujuan untuk mengembalikan defenisi manusia dalam makna yang lebih lengkap dan sempurna di mata Tuhan – Nya yaitu yang menampakkan eksistensi al – khaliq dengan segala perbuatan, nama, sifat, dan zat, serta menjadi cerminan – Nya.

B. Posisi / Kedudukan Profesi Konseling dalam Pendidikan

UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menggariskan bahwa “ pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab ”.[2]
Dalam kegiatan pendidikan di sekolah atua lembaga pendidikan formal, pada umumnya sekurang-kurangnya terdapat tiga ruang lingkup kegiatan pendidikan, yaitu :[3]
1.      Bidang instruksional dan kurikulum
Bidang yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta didik. Merupakan tanggung jawab semua staf.
2.      Bidang administrasi dan kepemimpinan
Bidang kegiatan yanng menyangkut masalah-masalah administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efisien. Bidang ini bertanggung jawab dan mempunyai otoritas mencakup berbagai kegiatan perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian tugas staf, dan pengawasan. Merupakan tanggung jawab pimpinan dan petugas administrasi lainnya.
3.      Bidang pembinaan pribadi
Bidang ini bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan agar peserta didik memperoleh kesejahteraan lahiriyah dan batiniah dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya sehingga mereka dapat mencapai tujuan yanng diharapkan.
Maka untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan pribadi peserta didik yang baik diperlukan tenaga-tenaga bimbingan dan konseling yanng memiliki keahlian khusus. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut:
1. Ada beberapa masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang tidak mungkin diselesaikan hanya oleh guru atau dosen sebagai staf pengajar. Karena pada umumnya, guru atau dosen lebih banyak menggunakan waktunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan pengajaran. Masalah tersebut misalnya; pengumpulan data tentang peserta didik, penyelesaian masalah pribadi atau sosial,  dll.
2. Pekerjaan menyelasikan masalah pribadi dan ssosial kadang kala memerlukan keahlian tersendiri. Penanganan masalah ini akan sangat sulit dilaksankan oleh staf pengajar yang dibebani tugas dalam bidang instruksional.
3. Dalam situasi tertentu kadang kala terjadi konflik antara  peserta didik dan guru atau dosen, sehingga dalam situasi tersebut sangat sulit bagi guru atau dosen untuk menyelesaikannya sendiri. Untuk itu perlu adanya pihak ketiga yang dapat membantu penyelesaian konflik tersebut.
4. Dalam situasi tertentu juga dirasakan perlunya suatu wadah atau lembaga untuk menampung dan menyelesaikan masalah-masalah peserta didik yang tidak dapat tertampung dan terselesaikan oleh pendidik. Misalnya; apabila terjadi ada seorang siswa yang menghadapi masalah pribadi yang sangat serius. Para pendidik terkadang merasa bukan wewenangnya untuk membantu peserta didik tersebut. Oleh karena itu, apabila bidang pembinaan pribadi -bimbingan dan konseling- tidak ada atau tidak berfungsi, peserta didik tersebut akan tetap dalam keadaan bermasalah karena tidak adanya wadah dan tenaga yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.















BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 

I. Secara etimologi istilah manusia adalah :
1. ins, insan dan unas
Fiman Allah dalam surat at-tiin, 95:4
2. basyar
Firman allah dalam surat ali imran, 3 : 79
3. bani adam
Firman allah dalam surat al ‘araf, 7:27
4. dzurriyat adam
Firman allah dalam surat maryam, 19:58

II. Posisi Profesi Konseling dalam Pendidikan 
1.      Bidang instruksional dan kurikulum
2.      Bidang administrasi dan kepemimpinan
3.      Bidang pembinaan pribadi

SARAN

Setelah membaca makalah ini penulis mengharapkan kritikan dan saran dari seluruh pembaca, demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.







DAFTAR PUSTAKA


Bakran,hamdani.2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Munir, Samsul.2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.




[1]  Hamdani bakran adz-dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam,(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru) h.13 
[2]
[3]Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam ,(Jakarta: Amzah) h.312

Tuesday, May 7, 2013

PERSONIL SEKOLAH DALAM PELAYANAN KONSELING

Diposkan oleh KADRY BONJOLY di 1:11 AM 0 komentar


MAKALAH

WAWASAN DASAR KONSELING
Tentang
PERSONIL SEKOLAH DALAM PELAYANAN KONSELING
Oleh

Kelompok VIII

Betti Ameliza
Ekky Rendra
Hafidz Sholeh Ibrahim


Dosen
Dra, Hadiarni, M.Pd., Kons



PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2013


 


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dari tingkat satuan pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dewasa ini semakin dibutuhkan. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), berbagai persoalan pun muncul dengan segala kompleksitasnya. Guna memecahkan persoalan-persoalan tersebut, proses pendidikan dan pembelajaran perlu bersinergi dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah perlu dilakukan, sehingga pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersangkutan.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memadai; dalam arti memiliki pengetahuan dan wawasan tentang bimbingan dan konseling. Guru pembelajaran atau pun personil lainnya harus memiliki pengetahuan tentang bimbingan dan konseling. Dengan perkataan lain, fungsi, tugas, dan tanggung jawab guru sebagai pendidik atau pengajar, meniscayakan kepemilikan ilmu bimbingan dan konseling.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja tugas dan tanggung jawab personil sekolah dalam pelayanan konseling?
2.      Apa saja keunikan dan keterkaitan pelayanan guru dan konselor?
3.      Apa perbedaan antara konselor dengan psikolog dan psikoterapi?




BAB II
PEMBAHASAN


A.     Tugas dan Tanggung Jawab Personil Sekolah dalam Pelayanan Konseling
Personil pelaksana pelayanan bimbingan di sekolah adalah segenap unsur yang terkait dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan koordinator dan guru pembimbing/konselor sebagai pelaksana utamanya.[1] Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing personil tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Kepala sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah ialah:
1.      Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah
2.      Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling
3.      Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah
4.      Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
5.      Menetapakan koordinator guru bimbingan dan konseling yang bertanggungbjawab atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru bimbingan dan konseling
6.      Membuat surat tugas guru bimbingan dan konseling dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap awal catur wulan
7.      Menyiapkan surat pernyataan melakukan bimbingan dan konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini di lampiri bukti fisik pelaksanaan tugas
8.      Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling[2]
9.      Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konselingdi sekolah kepada dinas pendidikan yang menjadi atasannya.[3]
b.    Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal:
1.      Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah
2.      Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
c.    Koordinator Bimbingan dan Konseling
Tugas-tugas koordinator bimbingan dan konseling dapat dirinci, seperti:
1.      Mengkoordinasikan para guru bimbingan dan konseling dalam:
a)      Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
b)      Meyusun program bimbingan dan konseling
c)      Melaksanakan program bimbingan dan konseling
d)      Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
e)      Menilai program bimbingan dan konseling
f)       Mengadakan tindak lanjut.
2.      Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana
3.      Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah
d.    Guru Bimbingan dan Konseling
Adapun tugas guru bimbingan dan konseling ialah:
1.      Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling
2.      Merencanakan program bimbingan dan konseling
3.      Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling
4.      Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya
5.      Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling
6.      Menganalisis hasil penilaian
7.      Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian
8.      Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
9.      Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada coordinator guru bimbingan dan konseling.
e.    Guru Mata Pelajaran
Guru adalah personil yang sangat penting  dalam aktifitas bimbingan dan konseling. Tugas-tugasnya adalah:
1.      Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
2.      Melakukan kerja sama dengan guru bimbingan dan konseling dalam mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan bimbingan dan konseling
3.      Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru bimbingan dan konseling
4.      Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program perbaikan dan program pengayaan)
5.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru bimbingan dan konseling
6.      Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan dan konseling
7.      Ikut serta dalam program layanan bimbingan dan konseling.
f.     Wali Kelas
Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga mmiliki tugas-tugas bimbingan dan konseling, yaitu:
1.      Membantu guru bimbingan dan konseling melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya
2.      Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling
3.      Memberikan informasi tentang peserta didik di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru bimbingan dan konseling
4.      Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang oeserta dididk yang perlu diperhatikan khusus
5.      Ikut serta dalam konferensi kasus
g.    Staf Administrasi
Seperti personil bimbingan lain, staf administrasi pun dalah personil yang memiliki tugas bimbingan khusus, yaitu:
1.      Membantu guru bimbingan dan konseling (konselor) dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
2.      Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling
3.      Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.[4]

B.     Keunikan dan Keterkaitan Pelayanan Guru dan Konselor
Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Sementara itu, masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dalam hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru, antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan rujukan (referal)
Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya.Demikian pula, masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya.
Masalah kesulitan belajar peserta didik sesungguhnya akan lebih banyak bersumber dari proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini berarti dalam pengembangan dan proses pembelajaran fungsi-fungsi bimbingan dan konseling perlu mendapat perhatian guru. Sebaliknya, fungsi-fungsi pembelajaranbidang studi perlu mendapat perhatian konselor.
Keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh guru dan pelayanan bimbingan dan konseling oleh konselor dapat kita lihat dari beberapa dimensi berikut ini:

1.      Wilayah Gerak
·         Guru                : Khususnya Sistem Pendidikan Formal
·         Konselor          : Khususnya Sistem Pendidikan Formal
2.      Tujuan Umum
·         Guru                : Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
·         Konselor          : Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
3.      Konteks Tugas
·         Guru                : Pembelajaran yang mendidik melalui mata pelajaran dengan skenario guru-murid
·         Konselor          : Pelayanan yang memandirikan dengan skenario konseli-konselor.
4.      Fokus Kegiatan
·         Guru                : Pengembangan kemampuan penguasaan bidang studi dan masalah-masalahnya
·         Konselor          : Pengembangan potensi diri bidang pribadi, sosial, belajar, karier, dan masalah-    masalahnya.
5.      Ukuran Keberhasilan
·         Guru                : Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan lebih bersifat kuantitaif
·         Konselor          : Kemandirian dalam kehidupan lebih bersifat kualitatif yang unsur-unsurnya saling terkait[5]

C.    Perbedaan Konselor dengan Psikolog dan Psikoterapi

1.      Konselor
Konselor merupakan lulusan (yang telah menempuh bangku perkuliahan) di jurusan BK (bimbingan konseling) di sebuah universitas tertentu.
2.      Psikolog
Psikolog merupakan lulusan (yang telah menempuh bangku perkuliahan) di jurusan psikologi di sebuah universitas tertentu. Dan telah menempuh praktek (sejenis koas bila dalam dunia kedokteran).
3.      Psikoterapi
Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran. Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist).
4.      Psikiater
Psikiater merupkan dokter yang lulus dari fakultas kedokteran kemudian melanjutkan study di spesialis penyakit jiwa. Bisa disebut juga seorang dokter yang spesialisasinya penyakit jiwa.
Konselor berkisar dari konselor anak-anak dalam pengaturan sekolah, konselor penyalahgunaan obat dan alkohol, untuk konselor pernikahan dan keluarga. Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi dan psikologi pendidikan. Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes. Konselor pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapist terutama menangani orang yang mengalami gangguan pskologis. [6]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Personil pelaksana pelayanan bimbingan di sekolah adalah segenap unsur yang terkait dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan koordinator dan guru pembimbing/konselor sebagai pelaksana utamanya. Selain itu, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi juga memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya.Demikian pula, masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya.
Ada beberapa perbedaan antara konselor, psikolog, psikoterapist dan psikiater. Konselor berkisar dari konselor anak-anak dalam pengaturan sekolah, konselor penyalahgunaan obat dan alkohol, untuk konselor pernikahan dan keluarga. Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes. Konselor pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapist terutama menangani orang yang mengalami gangguan pskologis.
B.     Saran
Demikian pemaparan kami tentang tugas dan tanggung jawab personil sekolah dalam pelayanan konseling serta keunikan dan keterkaitan pelayanan guru dan konselor. Meski demikian, semoga bermanfaat bagi kehidupan kita.Tanggapan, kritik dan saran dari anda sangat berarti bagi kebaikan kita bersama kedepan. Terima kasih.


Daftar Pustaka

Sukardi, Dewa Ketut.2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta
Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/keunikan-dan-keterkaitan-pelayanan-guru-dan-konselor/


[1] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.91.
[2] Dr. Mamat Supriatna, M.pd, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 87.
[3] Ibid, Dewa Ketut Sukardi, hlm. 92.
[4] Ibid, Mamat Supriatna,hlm. 88.
 

Kadri Bonjoly's Blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos