Monday, May 6, 2013

FUNGSI PENDIDIKAN DALAM SURAH A. Al – Sajadah/32: 7-9 DAN Al-Baqarah/2: 151

Diposkan oleh KADRY BONJOLY di 8:44 AM

BAB I
PENDAHULUAN
Al – Qur’an memberikan informasi kepada manusia akan luasnya ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dijagat raya ini. Sebagian ilmu tersebut tersurat dan juga tersirat didalam beberapa Firman Allah didalam Al- Qur’an. Didalamnya terdapat banyak sekali informasi penting seperti informasi tentang pendidikan.
Berbicara tentang pendidikan, tentunya didalam Al – Qur’an juga terdapat hal hal seperti itu, seperti bagaimana pentingnya pendidikan, tujuan pendidikan dan bahkan fungsi pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah kali ini kami akan memaparkan fungsi pendidikan didalam Al – Qur’an agar kita sebagai umat Islam sadar akan begitu pentingnya pendidikan bagi umat Islam.


















BAB II
FUNGSI PENDIDIKAN
A.      Al – Sajadah/32: 7-9

1.      Teks Ayat
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ   ¢OèO Ÿ@yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ   ¢OèO çm1§qy yxÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ¾ÏmÏmr ( Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B šcrãà6ô±n@ ÇÒÈ  
2.      Terjemahan
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
3.      Sebab Turun
Setelah mencari dibeberapa sumber, seperti pada Syaamsil Al-Qur’an  The Miracle the References, buku Tafsir Al-Mishbah, dan internet, kami tidak menemukan sebab turun ayat Al – Sajadah/32: 7-9. Dengan begitu kami simpulkan bahwa tidak ada sebab turun ayat tersebut.
4.      Munasabah
Munasabah ayat ini adalah ayat sebelunya, yaitu ayat 4, 5, dan 6. Di ayat tersebut menceritakan tentang penciptaan langit dan bumi dan manusia adalah urusan Allah

5.      Penafsiran Ayat
Allah SWT yang mengatur semua urusan dan maha pencipta itu serta yang maha perkasa lagi maha penyayang, dialah Yang membuat sebaik baiknya segala sesuatu yang dia ciptakan sehingga semua berpotensi berfungsi sebaik mungkin sesuai dengan tujuan penciptaannya dan dia telah memulai penciptaan manusia, yakni Adam AS dari tanah. Kemudian, dia menjadikan keturunannya dari sedikit sari patih air mani yang diremehkan bila dilhat kadarnya atau menjijikan bila dipandang atau lemah, tidak berdaya karena sedikitnya. Kemudian, yang lebih hebat dari itu, Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya roh atau ciptaannya dan setelah kelahirannya dibumi Dia menjadikan bagi kamu, wahai manusia, pendengaran agar kamu dapat mendengar kebenaran dan penglihatan agar kamu melihat tanda tanda kebesaran Allah, dan hati agar kamu dapat berpikir dan beriman, tetapi sedikit sekali kamu bersukur dan banyak diantara kamu yang kufur. Yakni kamu tidak mengfungsikan anugerah anugerah itu sebagaimana yang Allah kehendaki, tetapi memfungsikannya untuk hal hal yang bertentangan dengan kehendak - Nya.[1]
B.     Al-Baqarah/2: 151

1.      Teks Ayat
!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gtƒ öNä3øn=tæ $oYÏG»tƒ#uä öNà6ŠÏj.tãƒur ãNà6ßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãƒur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ  

2.      Terjemahan
Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
3.      Sebab Turun Ayat
Kami juga telah mencari dibeberapa sumber, seperti pada Syaamsil Al-Qur’an  The Miracle the References, buku Tafsir Al-Mishbah, dan internet, kami tidak menemukan sebab turun ayat Al-Baqarah 151 . Dengan begitu kami simpulkan bahwa tidak ada sebab turun ayat tersebut.
4.      Munasabah Ayat
Hubungan surat Al-Baqarah ayat 151 dengan ayat sebelumnya adalah pengalihan kiblat dari masjid Al Aqsha di Palestina ke Ka’bah di Masjidil Haram di Makkah. Dan hubungan surat ini dengan ayat sesudahnya adalah Allah memberikan Nabi Muhammad sebagai petunjuk dan maka ingatlah Allah dan bersyukurlah kepada Allah.[2]
5.      Penafsiran Ayat
Ayat ini menyatakan : sesungguhnya kami telah mengalihkan kiblat kearah masjid Al-Haram dengan tujuan menyempurnakan niat ku kepada kamu. Penyempurnaan nikmat itu serupa dengan penyempurnaan ketika kami telah mengutus kepadamu Rasul yang berasal dari kalangan kamu, dia membacakan ayat ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepada kamu Al Kitab dan Al Hikmah yakni As Sunnah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Penempatan ayat ini setelah uraian tentang kiblat dapat dinilai masih berhubungan secara tidak langsung setelah pembicaraan sebelumnya. Sperti tlah dikemukakan bahwa mengarah ke Baitul Almaqdis adalah atas inisiatif Rasul SAW ketika beliau baru tiba di Madinah. Disisi lain pengalihan kiblat keka’bah pada mulanya juga bersumber dari keinginan nabi SAW yang direstui Allah. Ayat ini mengingatkan kaum musllimin bahwa kebijaksanaan rasul yang pertama tidaklah keliru bahkan itu direstui oleh Allah. Bukankah Allah yang mengutus beliau anatara lain untuk mengajarkan Al Hikmah, yakni sunnah rasul, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun pembenaran terhadap apa yang dilakukan manusia.[3]
C.    Hadis Pendukung :
Redaksi dari Sunan Abu Dawud
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَسْلُكُ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا إِلَّا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقَ الْجَنَّةِ...

Terjemahannya:
Telah disampaikan kepada kami oleh Ahmad bin Yunus, telah disampaikan kepada kami oleh Zaidah dari al-A’mash dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah dia berkata: Tidak sesorang yang meniti jalan untuk menuntut ilmu kecuali Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga.[4]
Analisis Terhadap Hadits
                  Menurut kelompok kami, Hadits ini, orang yang menuntut ilmu secara tidak langsung orang tersebut sudah meniti jalan ke surga dan Allah telah melapangkan semua urusannya.

D.    Analisis Kependidikan
Dari kajian antropologi dan sosiologi secara sekilas kajian diatas dapat diketahui adanya 3 fungsi pendidikan[5] :
a.    Mengembangkan manusia subyek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya, sehingga dengannya akan timbul kemampuan membaca (analisis), akan mengembangkan kreativitas dan produktivitas.
b.    Melestarikan nilai-nilai insani yang akan menuntun jalan kehidupannya sehingga keberadaannya, baik secara individual maupun sosial lebih bermakna.
c.    Membuka ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan dan kemajuan hidup individu maupun sosial.
Fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 151 yang memperlihatkan bahwa ada  lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad, yang dijelaskan dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad Abduh adalah[6] :Yang dimaksud dengan 5 fungsi pendidikan ialah :
a.    Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat Allah) ialah membacakan ayat-ayat dengan tidak tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah), ayat-ayat tersebut tidak lain adalah alam semesta. Dan isinya termasuk diri manusia sendiri sebagai mikro kosmos. Dengan kemampuan membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang semakin luas dan mendalam, sehingga sampai pada kesadaran diri terhadap wujud zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).
b.    Menyucikan diri merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah mengkaji gejala-gejalanya serta menangkap hukum-hukumnya. Yang dimaksud dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik (menyekutukan Allah) dan memelihara akhlaq al-karimah.  Dengan sikap dan perilaku demikian fitrah kemanusiaan manusia akan terpelihara.
c.    Yang dimaksud mengajarkan al-kitab ialah al-Quran al-karim yang secara eksplisit berisi tuntunan hidup. Bagaimana manusia berhubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
d.   Hikmah, menurut Abduh adalah hadits, akan tetapi kali al-hikmah diartikan lebih luas yaitu kebijaksanaan, maka yang dimaksud ialah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai yang datang dari Allah dan rasul-Nya. Walaupun manusia sudah memiliki kesadaran akan perlunya nilai-nilai hidup, namun tanpa pedoman yang mutlak dari Allah, nilai-nilai tersebut akan nisbi. Oleh karena itu, menurut Islam nilai-nilai kemanusiaan harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al-Quran dan sunnah Rasulullah).
e.    Mengajarkan ilmu pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang belum terungkap, itulah sebabnya Nabi Muhammad mengajarkan pada umatnya ilmu pengetahuan yang belum diketahui oleh umat sebelumnya. Karena tugas utamanya adalah membangun akhlak al-Karimah. Namun sebagai antisipasi kedepan dan dalam memberikan wawasan global, nabi banyak menganjurkan umatnya untuk belajar dan menuntut ilmu dari siapa saja dan dari manapun sumbernya : اطلب العلم ولو بالصين”Tuntutlah ilmu walau ke negeri China”[7]










BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Setelah adanya pembahasan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah :
a.    Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh kemampuan membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan menumbuhkan kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan “pencipta”
b.    Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan martabat manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.       Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun social

B.  Saran
Untuk memaksimalkan makalah ini, kami sebagai penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi menjadikan makalah ini mendekati sempurna .


[1]M.Quraish Shihab, Tafsir Al – Mishbah,Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Volume 10 ( Jakarta Lentera Hati 2002) hal. 366
[2] M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya (Tanggerang:Lentera Hati, 2010) hal 23
[3] M.Quraish Shihab, Tafsir Al – Mishbah,Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Volume 1 ( Jakarta Lentera Hati 2002) hal. 431
[5] Mujib,Abdul dan Muzakir,Jusuf,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Kencana,2006
[6] M.Abduh,Tafsir al-Manar,juz III (Beirut :Darul Ma’arif)hal.29

0 komentar:

 

Kadri Bonjoly's Blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos