Tuesday, May 7, 2013

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS

Diposkan oleh KADRY BONJOLY di 5:50 AM


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Alternative Pemecahan Masalah Siswa
Untuk memecakan masalah siswa, guru harus memahami permasalahan yang dialami siswa. adapun cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar dapat memahi permasalahan siswa adalah :
1.      Hadapi siswa dengan tenang, maksudnya seseorang guru dalam menghadapi siswa haruslah tenang, jangan sampai tegang, kerena apabila seorang guru tegang atau grogi  dalam menghadapi siswa, maka siswa akan memperolok-olokkan guru. Rasa menghargai guru akan hilang bagi seorang siswa.
2.      Tidak berprasangka buruk pada siswa dan berlaku adil, seorang guru atau pendidik tidak boleh berprangsangka buruk kepada siswa, karena bisa jadi prasangka seorang guru terhadap siswa itu tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang dialami siswa.
3.      Dapat memyembunyikan perasaan yang sesungguhnya terhadap siswa, seorang guru harus bisa memyembunyikan perasaan yang sedang dialraminya kepada siswa agar tidak mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlansung.
4.      Guru harus bisa memandang sama pada siswa, seorang guru harus bisa memandang sama siswanya, tidak membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh, siswa yang kaya dengan siswa yang miskin agar tidak terjadi kecemburuan sosial.
5.      Kosisten, seorang guru harus kosisten dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang peendidik. Apa yang menjadi tanggung jawab seorang guru harus konsisten dilakukan agar tidak menyalahi kode etik profesi guru.

Dengan cara diatas  yang dapat digunakan oleh guru dalam pemecahan masalah siswa maka, akan dapat tercipta hubungan yang baik anatara guru dan siswa. Sehingga akan berujung terciptanya kelas yang kondusif, dan suasana belajar yang nyaman serta efektif dan efisien.[1]

B.       Tahapan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses mental yang meliputi tiga aspek besar yaitu menemukan, merumuskan, menerapkkan solusi masalah. Pemecahana masalah merupakan fungsi intelektual paling kompleks dari semua fungsi intelektual tinggi manusia atau proses kognitif yang memerlukan kontrol dan keterampilan fundamental.

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah atau tahapan pemecahan masalah  antara lain :
1.      Mengidentifikasi dan mendefinisikan  Masalah
Proses memecahkan masalah sebaiknya diawali dengan mendefinisikan masalah yang ingin dipecahkan. kita perlu memutuskan apa yang ingin kita capai dan menuliskannya. Langkah menuliskan masalah  memaksa kita untuk berpikir tentang apa yang sebenarnya kita juga menuliskan cara untuk memecahkan merumuskan apa sesungguhnya yang ingin kita capai.
2.      Menganalisis Masalah
Langkah berikutnya dalam proses menganalisis,  di mana kita sesungguhnya sekarang? Apa yang ingin kita capai? Apa sesungguhnya yang menyebabkan kita punya masalah? Memahami “dari mana masalah itu datang?” Apakah masalah itu relevan dengan perkembangan kehidupan  saat ini?. Apakah kita memiliki perangkat kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi solusi?  atau Tahukah kita  bahwa ide itu dapat dikerjakan? Apakah kita dapat memprediksi waktu yang dihabiskan untuk memecahkan masalah itu? Berapa lama?.
3. Merumuskan Alternatif Solusi Pemecahan Masalah
Bila Anda telah menemukan masalah yang sebenarnya ingin Anda pecahkan, maka langkah selanjutnya pikirkan apa yang harus “ Anda lakukan?” Berpa banyak kemungkinannya?   Pada tahap ini Anda harus berkonsentrasi untuk menghasilkan banyak solusi. Semakin banyak pilihan semakin banyak informasi yang Anda dapatkan.  Di sini harus memperlakukan setiap ide untuk dipertimbangkan.
1.      Menganalisis Solusi yang Paling Potensial
Bagian dari proses pemecahan masalah adalah mengamati, menyelidiki, mempertimbangkan  berbagai faktor tentang tiap berbagai solusi pilihan yang potensial. Mengapa Anda pilih solusi itu? Atas dasar pemikiran apa? Apakah kekuatan argumentasi yang digunakan untuk menentukan solusi potensial itu? Apakah informasi yang diganakan sebagai dasar menentukan alternatif solusi itu valid? Tuliskan beberapa alternatif yang paling potensial dan tuliskan argumentasi pendukungnya.
2.      Memilih Solusi terbaik dan menyusun rencana tindakan
Ini adalah bagian dari proses pemecahan masalah yang paling penting, memutuskan solusi terbaik.  Anda telah melihat alterntif yang dipilih  secara cermat dan dengan  penilaian yang hati-hati.  Tulislah, YA pada gagasan yang Anda tetapkan.
Ingat selain mempertimbangkan secara rasional belajarlah menggunakan intuisi. Pengalaman hidup  juga akan membantu Anda menilai memilih alternatif solusil. Laksanakan solusi itu dengan merumuskan recana kegiatan selanjutnya
3.      Melaksanakan kegiatan atau menerapkan solusi
Bagian dari proses yang tidak kalah penting adalah menuliskan apa yang akan Anda lakukan selanjutnya. Sekarang bahwa Anda memiliki solusi yang potensial, kini kerjakan apa yang seharusnya Anda kerjakan. Pastikan bahwa masalah satu masalah selesai,
4.      Mengevaluasi Solusi
Anda perlu melihat kembali apa sesungguhnya tujuan Anda? Atau, apakah sesungguhnya yang ingin anda capai? Apakah tujuan tercapai? Jika belum,  Apa sesungguhnya penghambatnya?  Apakah Anda menentukan berbagai langkah untuk mengatasinya? Silakan selesaikan masalah berikutnya.[2]
            Tahapan pemecahan masalah menurut para ahli yaitu :
1.       John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan amerika menjelaskan 6 langkah pemecahan masalah yaitu :
a.       Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
b.      Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c.       Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
d.      Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
e.       Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
f.       Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan


2.      David Johnson & Jhonson mengemukakan ada 5 langkah metode pemecahan masalah yaitu :
a.       Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
b.      Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.
c.       Merumuskan alternatif  strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
d.      Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
e.       Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhdap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.[3]

C.       Hukuman yang Tepat dalam Pengelolaan Kelas
Dalam proses belajar  mengajar dan pengelolaan kelas, hukuman diperlukan untuk menghindari adanya pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib. Akan tetapi tidak semua pelanggaran diperlukan hukuman, akan tetapi juga bisa diselesaikan dengan cara yang lebih sempurna tampah adanya hukuman yang digunakan.
Dalam hal ini sebelumnya para siswa harus diberitahukan bahwasanya hukuman yang akan diterpakan apabila melakukan pelanggaran. Dalam hal pendidikan hukuman ini juga harus diterapkan bahwasanya hukuman itu dapat menakan, menghambat, atau mengurangi bahkan menghilangkan perbuatan yang menyimpang atau perbuatan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.




Para ahli psikologi mengadakan penelitian dan menghasilkan teori mengenai hukuman, teorinya yaitu :
1.      Teori Kerenggangan
Teori  ini mengatakan bahwa dengan diberikannya hukuman kepada subjek yang melakukan kesalahan tindakan akan menyebabkan hubungan ransang reaksi antara tindakan salah dengan hukuman menjadi renggang. Dalam artian dalam teori ini menjadikan individu tersebut menjauh atau merenggang dengan tindakan yang menyimpang.
2.       Teori Penurunan
Teori ini mengatakan dengan diberikannya hukuman kepada sesorang yang melakukan kesalahan tindakan, maka akan menguruangi atau menurunkan frekuensi tinakan negative tersebut.
Menurut Rachlin (1996), mengenai teori ini ia mengatakan bahwasanya hukuman dapat menyebabkan 2 akibat yaitu :
a)      Efek emosional sementara
Efek hukuman yang merupakan rasa tidak enak sihati seseoarang yang mendapat hukuman tetapi sifatnya hanya sementara.
b)      Efek instrumental jangka penjang
Efek hukuman yang menyebabkan seseorang yang menerima hukuman tidak mau lagi melakukan tindakan yang serupa. Dalam artian efek instrumental jangka panjang ialah sesuatu yang tumbuh dalam diri anak sebagai alat pengontrol agar tidak mau lagi mengulangi perbuatan yang menyebabkan timbulnya hukuman.

3.      Teori Penjeraan
Dalam teori ini mengatakan dengan adanya hukuman terhadap seseorang yang melanggar, maka akan membuat seseorang tersebut menjadi jera dan tidak akan diulangi lagi.

4.      Teori System Motivasi
Ialah teori yang mengatakan bahwa seseorang yang mendapat hukuman maka akan membuat perubahan pada dirinya yang man itu bias dijadikannya sebagai motivasi untuk bias berubah kearah yang lebih baik.

5.      Teori Hukuman Alam
Teori ini dikenal juga dengan hukuman model Rousseau, karena teori ini dikeluarkan oleh Rousseau  yaitu seorang ahli pendidikan pada abab pertengahan. Ia berpendapat bahwa apabila anak melakukan kesalahan tingka laku, pendidik tidak perlu memberikan hukuman karena alam sendirilah yang akan menghukumnya.

Dalam hal ini hukuman yang diterapkan hendaknya dapat menurunkan frekuensi atau mengurangi bahkan menghilangkan perbnuatan yang menyimpang, dengan cara ,menimnapakan kepada seseorang yang berbuat salah sesuatu yang menyebabkan dirinya menderita sehingga tidak mengulangi kesalahan lagi.
Menurut Good and Brophy, dalam menerapkan hukuman ada beberapa pedoman yaitu :
1.      Hukuman hendaknya dapat dirasakan sebagai sesuatu yang tidak enak atau mencekam, sehingga menyadarkan seseorang tersebut akan kesalahannya.
2.      Hendaknya hukuman yang diterapkan secara bijaksana, hati-hati, dan teliti agar penerima hukuman tidak sakit hati pada yang member hukuman.
3.      Hukuman tersebut hendaknya diberikan seringan-ringannya akan tetapi berasa pada orang yang terkena hukuman.
4.      Pemberian hukuman hendaknya dikombinasikan dengan pernyataan positif, dalam artian selain diberikan hukuman oramng tersebut hendaknya diberikan masukan  atau nasehat supaya tidak mengulaginya lagi.
5.      Hendaknya hukuman yang diberikan disertai dengan sesuatu yang positif.

Contoh hukuman yang dapat diterapkan menurut Good and Brophy yaitu :
1.      Menyuruh siswa tinggal dalam kelas pada waktu kawan-kawan lain pergi pulang.
2.      Menyisikan siswa dari kegiatan yang memang biasa mereka senagi dan merupakan kegitan pilihanya.
3.      Mengirim siswa keruang kepala sekolah atau ruang guru.
4.      Memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi sekolah merupakan jenis hukuaman yang sangat baik.
5.      Bagi siswa yang ramai, banyak berbicara, marah, dan bertingkah laku tidak terkontrol dikelas, maka dapat disuruh duduk menyendiri  disudut kelas.
6.      Bagi anak yang tidak mengerjakan tugas maka dapat diberikan tugas tambahan.

Menurut Emmer dan kawan-kawannya (1984), jenis  hukuman  yang  dapat diterpakan adalah :
1.      Pengurangan sekor atau penurunan peringka
Merupakan hukuman yang paling banyak dipraktekkan disekolah, terutama untuk kesalah siswa yang berupa terlambat datang, tidak atau terlambat mengumpulkan tugas dan lain sebagainya.  Dalam hal ini guru perlu cermat menilai dan menentukan kriteria penilaiannya.
2.      Pengurangan hak
Dalam hal ini guru dituntut pengamatannya lebih teliti, supaya dengan tepat memilikan pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa.


3.      Hukuman berupa benda
Yang dimaksud dengan hukuman berupa benda disini adalah denda ,dalam hal ini  memang tidak berupa uang tetapi lebih banyak mempunyai makna pembayaran-payment dalam bentuk pada umumnya berupa pengulangan pekerjaan.

4.      Pemberian celaan
Pemberian hukuman jenis ini kepada siswa biasanya digabunbgkan dengan hukuman jenis lain. Siswa yang melanggar peraturan penting yang diperuntukkan bagi siswa oleh sekolah akan mendapat celaan.

5.      Penahanan sesudah sekolah
Hukuman ini dapat diberikan biasanya kepada siswa yang terlambat datang, dan melanggar peraturan sekolah serta tata terteib kelas.

6.      Penyekoresan
Hukuman yang ini merupakan hukuman yang sangat berat, karena menyangkut aspek administrative siswa. Penyekoresan merupakan pencabutan hak sebagai siswa untuk sementara kepada siswa, sehingga ia tidak memiliki hak dan kewajiban di suatu sekolah ( dikeluarkan sementara dari sekolah ).

7.      Referral (refer = menunjuk )
Istilah ini dikenal dalam bidang bimbingan dan penyuluhan.  Dalam hal ini masalah hukuman yang diterapkan guru dapat mengerim siswa kepada kepala sekolah, guru pembimbing disekolah  dan petugas administrator dalam lingkungan sekolah.[4]






BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwasanya dalam pengelolaan kelas ada berberapa alternatif pemecahan masalah siswa yaitunya :
1.      Hadapi siswa dengan tenang
2.      Tidak berprasangka buruk pada siswa dan berlaku adil
3.      Dapat memyembunyikan perasaan yang sesungguhnya terhadap siswa
4.      Guru harus bisa memandang sama pada siswa
5.      Kosisten
Tahapan pemecahan masalah siswa yang dilakukan oleh guru dalam pengelolaan kelas adalah  :
1.      Mengidentifikasi dan mendefinisikan  Masalah
2.      Menganalisis Masalah
3.      Merumuskan Alternatif Solusi Pemecahan Masalah
4.      Menganalisis Solusi yang Paling Potensial
5.      Memilih Solusi terbaik dan menyusun rencana tindakan
6.      Melaksanakan kegiatan atau menerapkan solusi
7.      Mengevaluasi Solusi
Hukuman yang dapat diterapkan dalam pengelolaan kelas adala :
1.      Pengurangan sekor atau penurunan peringka
2.      Pengurangan hak
3.      Hukuman berupa benda
4.      Pemberian celaan
5.      Penahanan sesudah sekolah
6.      Penyekoresan
7.      Referral (refer = menunjuk
  1. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap kepada pembaca agar dapat mejadikan makalah ini sebagai bahan serta sumber dalam proses pembelajaran dan hendaknya dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai pembahasan yang dibahas dalam makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi,  Jakarta : PT Rineka Cipta, 1990
http://www.toni_fernando.com.









[1]  http://www.toni_fernando.com.
[3] http://muhfida.com/tahapan-tahapan-problem-solving/

[4] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1990 ), hlm, 166-176

0 komentar:

 

Kadri Bonjoly's Blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos