BAB I
PENDAHULUAN
Al
– Qur’an memberikan informasi kepada manusia akan luasnya ilmu pengetahuan yang
tidak terbatas dijagat raya ini. Sebagian ilmu tersebut tersurat dan juga
tersirat didalam beberapa Firman Allah didalam Al- Qur’an. Didalamnya terdapat banyak
sekali informasi penting seperti informasi tentang pendidikan.
Berbicara
tentang pendidikan, tentunya didalam Al – Qur’an juga terdapat hal hal seperti
itu, seperti bagaimana pentingnya pendidikan, tujuan pendidikan dan bahkan
fungsi pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah kali ini kami akan memaparkan
fungsi pendidikan didalam Al – Qur’an agar kita sebagai umat Islam sadar akan
begitu pentingnya pendidikan bagi umat Islam.
BAB II
FUNGSI PENDIDIKAN
A.
Al
– Sajadah/32: 7-9
1. Teks Ayat
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ ¢OèO @yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ ¢OèO çm1§qy yxÿtRur ÏmÏù `ÏB ¾ÏmÏmr ( @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B crãà6ô±n@ ÇÒÈ
2.
Terjemahan
Yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
3.
Sebab Turun
Setelah mencari
dibeberapa sumber, seperti pada Syaamsil
Al-Qur’an The Miracle the References, buku Tafsir Al-Mishbah, dan internet, kami tidak menemukan sebab turun ayat Al – Sajadah/32: 7-9. Dengan begitu kami simpulkan bahwa tidak ada sebab
turun ayat tersebut.
4.
Munasabah
Munasabah ayat ini adalah ayat sebelunya, yaitu ayat 4,
5, dan 6. Di ayat tersebut menceritakan tentang penciptaan langit dan bumi dan
manusia adalah urusan Allah
5.
Penafsiran
Ayat
Allah SWT yang mengatur semua urusan dan
maha pencipta itu serta yang maha perkasa lagi maha penyayang, dialah Yang membuat sebaik baiknya segala sesuatu
yang dia ciptakan sehingga semua berpotensi berfungsi sebaik mungkin sesuai
dengan tujuan penciptaannya dan dia telah
memulai penciptaan manusia, yakni Adam AS dari tanah. Kemudian, dia menjadikan keturunannya dari sedikit
sari patih air mani yang diremehkan bila dilhat kadarnya
atau menjijikan bila dipandang atau lemah, tidak berdaya karena sedikitnya. Kemudian, yang lebih hebat dari itu, Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam
tubuhnya roh atau ciptaannya dan setelah kelahirannya dibumi Dia menjadikan bagi kamu, wahai manusia,
pendengaran agar kamu dapat mendengar
kebenaran dan penglihatan agar kamu
melihat tanda tanda kebesaran Allah, dan
hati agar kamu dapat berpikir dan beriman, tetapi sedikit sekali kamu bersukur dan banyak diantara kamu yang kufur.
Yakni kamu tidak mengfungsikan anugerah anugerah itu sebagaimana yang Allah
kehendaki, tetapi memfungsikannya untuk hal hal yang bertentangan dengan
kehendak - Nya.[1]
B.
Al-Baqarah/2:
151
1.
Teks
Ayat
!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gt öNä3øn=tæ $oYÏG»t#uä öNà6Ïj.tãur ãNà6ßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ
2.
Terjemahan
Sebagaimana
(kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui.
3. Sebab Turun Ayat
Kami juga telah
mencari dibeberapa sumber, seperti pada Syaamsil
Al-Qur’an The Miracle the References, buku Tafsir Al-Mishbah, dan internet, kami tidak menemukan sebab turun
ayat Al-Baqarah 151 . Dengan begitu kami simpulkan bahwa tidak ada sebab turun
ayat tersebut.
4. Munasabah Ayat
Hubungan
surat Al-Baqarah ayat 151 dengan ayat sebelumnya adalah pengalihan kiblat dari
masjid Al Aqsha di Palestina ke Ka’bah di Masjidil Haram di Makkah. Dan
hubungan surat ini dengan ayat sesudahnya adalah Allah memberikan Nabi Muhammad
sebagai petunjuk dan maka ingatlah Allah dan bersyukurlah kepada Allah.[2]
5.
Penafsiran
Ayat
Ayat ini menyatakan : sesungguhnya kami
telah mengalihkan kiblat kearah masjid Al-Haram dengan tujuan menyempurnakan
niat ku kepada kamu. Penyempurnaan nikmat itu serupa dengan penyempurnaan ketika kami telah mengutus kepadamu Rasul
yang berasal dari kalangan kamu, dia membacakan ayat ayat kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepada kamu Al Kitab dan Al Hikmah yakni As
Sunnah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Penempatan ayat ini setelah uraian
tentang kiblat dapat dinilai masih berhubungan secara tidak langsung setelah
pembicaraan sebelumnya. Sperti tlah dikemukakan bahwa mengarah ke Baitul
Almaqdis adalah atas inisiatif Rasul SAW ketika beliau baru tiba di Madinah.
Disisi lain pengalihan kiblat keka’bah pada mulanya juga bersumber dari
keinginan nabi SAW yang direstui Allah. Ayat ini mengingatkan kaum musllimin
bahwa kebijaksanaan rasul yang pertama tidaklah keliru bahkan itu direstui oleh
Allah. Bukankah Allah yang mengutus beliau anatara lain untuk mengajarkan Al
Hikmah, yakni sunnah rasul, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun
pembenaran terhadap apa yang dilakukan manusia.[3]
C.
Hadis
Pendukung :
Redaksi dari Sunan Abu
Dawud
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَسْلُكُ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا إِلَّا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقَ الْجَنَّةِ...
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَسْلُكُ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا إِلَّا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقَ الْجَنَّةِ...
Terjemahannya:
Telah disampaikan kepada kami oleh Ahmad
bin Yunus, telah disampaikan kepada kami oleh Zaidah dari al-A’mash dari Abu
Shalih, dari Abu Hurairah dia berkata: Tidak sesorang yang meniti jalan untuk
menuntut ilmu kecuali Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga.[4]
Analisis Terhadap Hadits
Menurut
kelompok kami, Hadits ini, orang yang menuntut ilmu secara tidak langsung orang
tersebut sudah meniti jalan ke surga dan Allah telah melapangkan semua
urusannya.
D.
Analisis
Kependidikan
Dari kajian antropologi dan sosiologi secara sekilas kajian
diatas dapat diketahui adanya 3 fungsi pendidikan[5]
:
a.
Mengembangkan manusia subyek didik mengenai dirinya dan alam
sekitarnya, sehingga dengannya akan timbul kemampuan membaca (analisis), akan
mengembangkan kreativitas dan produktivitas.
b.
Melestarikan nilai-nilai insani yang akan menuntun jalan
kehidupannya sehingga keberadaannya, baik secara individual maupun sosial lebih
bermakna.
c.
Membuka ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat
bermanfaat bagi kelangsungan dan kemajuan hidup individu maupun sosial.
Fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al
Baqarah ayat 151 yang memperlihatkan bahwa ada
lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad, yang dijelaskan
dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad Abduh adalah[6]
:Yang dimaksud dengan 5 fungsi pendidikan ialah :
a. Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat
Allah) ialah membacakan ayat-ayat dengan tidak tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah),
ayat-ayat tersebut tidak lain adalah alam semesta. Dan isinya termasuk diri
manusia sendiri sebagai mikro kosmos. Dengan kemampuan
membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang semakin luas dan mendalam, sehingga
sampai pada kesadaran diri terhadap wujud zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).
b. Menyucikan diri merupakan efek
langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah mengkaji gejala-gejalanya serta
menangkap hukum-hukumnya. Yang dimaksud dengan penyucian diri menjauhkan diri
dari syirik (menyekutukan Allah) dan memelihara akhlaq al-karimah. Dengan
sikap dan perilaku demikian fitrah kemanusiaan manusia akan terpelihara.
c. Yang dimaksud mengajarkan al-kitab
ialah al-Quran al-karim yang secara eksplisit berisi tuntunan hidup. Bagaimana
manusia berhubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam
sekitarnya.
d. Hikmah, menurut Abduh adalah hadits,
akan tetapi kali al-hikmah diartikan lebih luas yaitu kebijaksanaan, maka yang
dimaksud ialah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai yang datang dari
Allah dan rasul-Nya. Walaupun manusia sudah memiliki kesadaran akan perlunya
nilai-nilai hidup, namun tanpa pedoman yang mutlak dari Allah, nilai-nilai
tersebut akan nisbi. Oleh karena itu, menurut Islam nilai-nilai kemanusiaan
harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al-Quran dan sunnah Rasulullah).
e. Mengajarkan ilmu pengetahuan, banyak
ilmu pengetahuan yang belum terungkap, itulah sebabnya Nabi Muhammad
mengajarkan pada umatnya ilmu pengetahuan yang belum diketahui oleh umat
sebelumnya. Karena tugas utamanya adalah membangun akhlak al-Karimah. Namun sebagai antisipasi kedepan dan dalam memberikan
wawasan global, nabi banyak menganjurkan umatnya untuk belajar dan menuntut ilmu
dari siapa saja dan dari manapun sumbernya : اطلب
العلم ولو بالصين”Tuntutlah
ilmu walau ke negeri China”[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah adanya pembahasan diatas,
dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah :
a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan
benar mengenal jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi,
sehingga tumbuh kemampuan membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta
memahami hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan menumbuhkan
kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan “pencipta”
b. Membebaskan
manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan martabat manusia (fitrah
manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari
luar. Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk
menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun social
B. Saran
Untuk memaksimalkan makalah ini,
kami sebagai penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi menjadikan
makalah ini mendekati sempurna .
[1]M.Quraish
Shihab, Tafsir Al – Mishbah,Pesan, Kesan,
dan Keserasian Al-Qur’an Volume 10 ( Jakarta Lentera Hati 2002) hal. 366
[2] M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya
(Tanggerang:Lentera Hati, 2010) hal 23
[3]
M.Quraish Shihab, Tafsir Al – Mishbah,Pesan,
Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Volume 1 ( Jakarta Lentera Hati 2002) hal.
431
[4]
https://plus.google.com/108914776247320338857/posts/BDPRgYwo6y4,
diakses tanggal 20 Maret 2013
[5] Mujib,Abdul dan Muzakir,Jusuf,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Kencana,2006
[6] M.Abduh,Tafsir al-Manar,juz III (Beirut
:Darul Ma’arif)hal.29
[7]
http://pai-umy.blogspot.com/2011/05/dasar-fungsi-dan-tujuan-pendidikan.html,
diakses tanggal 20 maret 2013
0 komentar:
Post a Comment