BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap
individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam memenuhi
kebutuhan- kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan
perilaku yang berbeda satu sama lain.
Sebaliknya apabila ada suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi, juga akan berdampak
pada perubahan sikap dan perilakunya. Ini menunjukan bahwa kebutuhan mempunyai
peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia timbul
karena karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia tersebut
mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan
itu. Untuk itu dalam makalah ini, penulis mengulas mengenai teori kebutuhan,
kebutuhan dasar manusia serta kebutuhan peserta didik dan implikasinya terhadap
pendidikan.
2. Batasan Masalah
a. Teori kebutuhan
b. Kebutuhan dasar
manusia
c. Kebutuhan peserta
didik dan implikasinya terhadap pendidikan.
3. Tujuan Penulisan
a. Supaya
mahasiswa mengetahui tentang teori kebutuhan
b. Supaya
mahasiswa mengetahui tentang kebutuhan dasar manusia
c. Supaya
mahasiswa mengetahui tentang kebutuhan peserta didik dan implikasinya terhadap
pendidikan
BAB
I
PEMBAHASAN
1.
Teori Kebutuhan
a. Menurut Afrooz (1996), kebutuhan merupakan suatu
keperluan azasi yang harus dipenuhi untuk mencapai kesimbangan organisme.
b. Menurut
Chaplin (2002), mendefinisikan kebutuhan sebagai :
1) Satu
substensi seluler yang harus dimiliki
oleh organisme, agar organisme itu dapat tetap sehat,
2) Lebih
umum, segala kekurangan, ketiadaan, atau ketidaksempurnaan yang dirasakan
seseorang sehingga merusak kesejahteraannya. Dengan kata lain, kebutuhan muncul
karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga membuat diri
individu bersangkutan melakukan suatu tindakan, tindakan itu mengarah kepada
suatu tujuan, dan tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
c. Dalam
kajian-kajian psikologi, kebutuhan mendapat perhatian ahli psikologi. Salah
satu teori kebutuhan yang paling populer dibangun dan dikembangkan oleh Abraham
H. Maslow. Menurut Maslow, menusia mempunyai kecenderungan-kecenderungan untuk
mencapai kebutuhan-kebutuhan sehingga penuh makna dan memuaskan.
Manusia
sebagaimana dilukiskan oleh Maslow
adalah makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Jika
suatu kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan yang lain akan muncul
dan menuntut kepuasan. Hal ini berlangsung sepanjang rentang kehidupan manusia.
d. Teori tentang kebutuhan lain yang dikenal cukup
luas adalah teori yang diajukan McClelland. Dalam teorinya, McClelland
membedakan tiga jenis kebutuhan manusia,
yaitu[1]:
1) Need
for achievement (kebutuhan untuk berprestasi)
Kebutuhan untuk berprestasi merupakan
suatu motif yang mendorong seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standar
keunggulan, baik berupa prestasi orang lain ataupun prestasi sendiri yang
dicapai sebelumnya.
Seseorang dikatakan memiliki kebutuhan
berprestasi yang tinggi apabila ia menggunakan
waktunya untk memikirkan cara mengerjakan sesuatu dengan lebih baik,
mengerjakan sesuatu yang tidak biasa atau bersifat unik, atau memikirkan
kemajuan karirnya ke depan. McClelland menemukan ciri-ciri orang yang memiliki
kebutuhan untuk berprestasi, antara lain:
a) Menyenangi
situasi dimana ia memiku tanggung jawab
pribadi atas segala perbuatannya.
b) Menyenangi
adanya umpan balik (feedback) yang cepat, nyata dan efisien atas segala
perbuatannya.
c) Dalam
menentukan tujuan prestasinya, ia lebih memiliki resiko yang moderat daripada
resiko yancg kecil.
d) Berusaha
melakukan sesuatu dengan cara baru dan kretif.
e) Memiki
rasa ingin tahu yang tinggi.
2) Need
for power (kebutuhan untuk berkuasa)
Kebutuhan untuk berkuasa yaitu suatu
kebutuhan atau kecenderungan untuk memberi kesan atau mempunyai pengaruh atas
orang lain dengan tujuan untuk dianggap sebagai orang yang kuat. Seseorang yang
memiliki kebutuhan untuk berkuasa yang tinggi biasanya berusaha untuk mempengaruhi
orang lain secara langsung dengan memberi sugesti, mengajukan pendapat atau
ide-ide dan penilaian tertentu.
Ciri-ciri tingkah laku orang yang memiliki
kebutuhan untuk berkuasa antara lain:
a) Sangat
aktif dalam menentukan arah kegiatan dari organisasi dimana ia terlibat.
b) Sangat
peka terhadap struktur pengaruh antarpribadi dari kelompok atau organisasi.
c) Senang
untuk menjadi anggota organisasi yang mencerminkan prestise.
d) Berusaha
menolong orang lain, meskipun pertolongan itu tidak diminta.
3) Need
for affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi)
Kebutuhan untuk berafiliasi yaitu suatu
kecenderungan dari beberapa individu untuk mencari atau menjalin hubungan
persahabatan dengan orang lain, tanpa memandang status, jabatan, ataupun pekerjaan.
Ciri-ciri tingkah laku dari orang yang
memiliki kebutuhan untuk berafiliasi antara lain:
a) Lebih
senang berkumpul dengan orang lain daripada sendirian
b) Sering
berhubungan dengan orang lain, termasuk bercakap-cakap lewat telepon,
bersilaturahmi, dan lain-lain
c) Lebih
memperhatikan aspek hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaan daripada aspek
tugas-tugas itu sendiri.
d) Mencari
persetujuan atau kesepakatan dengan orang lain.
e) Lebih
aktif melakukan pekerjaan dalam suasana kooperatif.
2.
Kebutuhan
Dasar Manusia
Dalam
teori hiearki kebutuhan yang diajukan oleh Maslow terdapat 5 jenis kebutuhan dasar secara
berjenjang atau bertingkat yaitu[2]:
1) Physiological
needs (kebutuhan-kebutuhan fisiologis)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah
sejumlah kebutuhan yang paling mendesak dan mendapat prioritas utama dalam
pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kondisi fisik dan kelangsungan hidup.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis ini antara lain: kebutuhan akan makanan,
minuman, oksigen, sandang, tempat tinggal, seks, tidur, istrahat, dan lain-lain.
2) Need for
self-security and security( kebutuhan akan rasa aman dan
perlindungan)
Kebutuhan akan rasa aman termasuk kebutuhan dasar
yang berada pada level kedua dan muncul setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.
Kebutuhan
akan rasa aman meupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian,dan keteraturan dari lingkungannya, jaminan keamanan, terlindung dari
bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan dan lain-lain. Menurut Maslow,
indikasi dari kebutuhan akan rasa aman pada anak-anak adalah kebergantungan.
3) Need for love
and belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki)
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki adalah kebutuhan yang mendorong
individu untuk mengadakan hubungan efeksi atau ikatan emosional dengan orang
lain, yang diaktualisasikan dalam bentuk : kebutuhan akan memilki dan rasa
dimiliki, mencintai dan dicintai, kebutuhan akan rasa diakui dan diikut
sertakan sebagai anggota kelompok, merasa dirinya penting, rasa setia kawan,
kerja sama, dan sebagainya. Menurut Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan
suatu yang hakiki dan sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan
prasyarat bagi terwujudnya perasaan yang sehat.
4) Need for
self-esteem (kebutuhan akan rasa harga diri)
Kebutuhan
akan ras harga diri merupakan kebutuhan indivindu untuk merasa berharga dalam
hidupnya. Kebutuhan ini mencakup:
a) Kebutuhan
akan penghormatan/penghargaan dari diri-sendiri, seperti rasa percaya diri,hasrat
untuk memperoleh kompetensi, kekuatan pribadi, kemandirian
b) Penghargaan
dari orang lain, yaitu penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, berupa pengakuan,
penerimaan, perhatian, kedudukan atau status, pangkat,nama baik, dan sebagainya.
Individu membutuhkan untuk merasa kompeten dan berguna dan pada saat
yang sama membutuhkan pengakuan atas nilai dan kompetensi yang kita miliki dari
orang lain.
5) Need for
self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri)
Menurut
teori Maslow, kebutuhan aktualisai diri adalah kebutuhan untuk memenuhi
dorongan hakiki manusia untuk menjadi orang orang sesuai dengan keinginan dan
potensi dirinya. Kebutuhan ini diwujudkan dengan jalan membuat segala sesuatu
yang terbaik atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidang masing-masing.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu
menyatakan potensi yang dimilikinya menjadi lebih efektif dan kompeten. [3]
Untuk memenuhi kelima jenjang kebutuhan
tersebut, Abraham Maslow membedakan motivasi manusia atas 2 kategori, yaitu :
1) Deficit
motive (Motif kekurangan), yang mencakup motif untuk mendapatkan kebutuhan
fisiologis dan rasa aman. Sasaran utama dari motif ini adalah untuk mengatasi
ketegangan organismik yang dihasilkan oleh keadaan kekurangan.
Ciri-ciri dari keadaan yang mendorong
munculnya motif kekurangan ini antara lain :
a. Tidak
terpenuhi kebutuhan ini dapat menyebabkan individu sakit.
b. Terpenuhi
kebutuhan ini dapat mencegah timbulnya sakit.
c. Kemampuan
mengendalikan pemenuhan kebutuhan nilai ini, akan menyembuhkan penyakit atau
menghindarkan timbulnya gangguan.
d. Dalam
kondisi memilih yang kompleks, pemenuhan motif kekurangan ini akan cendrung
diutamakan.
e. Motif-motif
kekurangan tidak begitu dominan pada orang yang sehat.
2) Metaneeds
(motif untuk pertumbuhan atau metakebutuhan) merupakan motif yang muncul
apabila motif kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk mengungkapkan
potensi. Menurut Maslow ciri-ciri orang yang mengalami aktualisasi diri adalah
:
a. Menerima
realitas secara utuh dan akurat atau melihat suatu apa adanya.
b. Penerimaan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
c. Spontanitas
dan sederhana.
d. Lebih
memuaskan diri pada masalah ketimbang pada diri sendiri yang bersifat
subjektif.
e. Lebih
menyukai hal-hal yang bersifat khusus dan privasi.
f. Memiliki
pandangan yang hangat; sangat menghargai kehidupan.
g. Memiliki
semangat identitas dan rasa persaudaraan yang tinggi dengan semua orang.
h. Memilki
karakter pribadi yang sangat mengahargai ide-ide demokrasi.
i.
Sangat
memperhatikan nilai-nilai etika
j.
Memilki
kreatifitas tinggi
k. Menolak
pengaruh kebudayaan yang negatif atau yang sering berlawanan dengan
patokan-patokan pribadi seseorang, tidak mudah terpengaruh oleh masyarakat.
Sama
seperti kebutuhan-kebutuhan dasar, apabila kebutuhan akan pertumbuhan ini tidak
terpenuhi akan menyebabkan individu mengalami sakit secara psikologis, yang
oleh Maslow dinamakan metapatologi. Bentuk-bentuk metapologi diantaranya: kehilangan
kepercayaan, tidak adil, egosentris, kehilangan semangat hidup, depresi, kasar,
mengalami kebingungan, individualitas, dan kehilangan rasa diri.
3.
Kebutuhan
Peserta didik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Beberapa kebutuhan
peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru, diantaranya:
1)
Kebutuhan Jasmani
Sesuai
dengan teori hirarki kebutuhan dari maslow, kebutuhan jasmani merupakan
kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi
oleh lingkungan dan pendidikan.
Kebutuhan peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian oleh guru disekolah
adalah antara lain: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan
jasmani, gerak-gerik jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman. Apabila
kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi pembentukan pribadi dan
perkembangan psikologi peserta didik, juga akan sangat berpengaruh akan
terhadap proses belajar mengajar disekolah.
Untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik ini, sekolah melakukan upaya-upaya
seperti :
a.
Memberi
pemahaman terhadap peserta tentang penting pola hidup sehat dan teratur.
b.
Menanamkan
kesadaran kepada peserta didik untuk
menkomsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi
c.
Memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat
d.
Memberi
pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti berolah raga.
e.
Menyediakan,
berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat
bergerak bebas, bermain, berolah raga.
f.
Merancang
bangunan sekolah sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi
udara, suhu yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman.
g.
Mengatur tempat
duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka
masing-masing.
2)
Kebutuhan akan
rasa aman
Yaitu kebutuhan sangat penting bagi
peserta didik terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Setiap siswa yang
datang kesekolah sangat mendambakan suasana sekolah dan kelas yang aman,
nyaman, dan teratur serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang
mengancam, hilangnya rasa aman dalam diri siswa akan akan memicu munculnya
perasaan cemas, ketakutan dan kegelisahan.
Disamping itu pula dapat menyebabkan
rusaknya hubungan intrapersonal dengan orang lain, membangkit kan rasa benci
terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya.
Sejumlah pemikir praktisi dunia pendidikan kontemporer mengakui bahwa
lingkungan sekolah yang sehat dan menyenangkan, di samping dibutuhkan untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa, juga diperlukan untuk mengantisipasi
timbulnya perasaan tidak nyaman dan stres dalam diri siswa, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3)
Kebutuhan akan
rasa kasih sayang
Peserta
didik yang mendapat kan rasa kasih
sayang akan merasa senang, betah dan bahagia berada dalam kelas serta memiliki
motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam dalam kegiatan mengajar dan
mengajar. Sebaliknya peserta didik yang
merasa kurang mendapat kasih sayang, akan merasa terisolasi, merendah diri, dan
merasa tidak nyaman. Kondisi-kondisi demikian pada gilirannya akan melemahkan
motivasi belajar mereka.
4) Kebutuhan
akan penghargaan.
Dapat
terlihat dari kecenderung peserta didik untuk diakui dan diperlakuan sebagai
orang berharga diri. mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin
diakui keberadaannya ditengah-tengah orang lain. apabila peserta didik merasa
diremehkan , kurang diperhatikan atau kurang mendapat tanggapan yang positif
akan sesuatu yang dikerjakan, maka sikap terhadap dirinya dan lingkungan menjadi negatif.
Oleh
sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru
dituntut untuk:
a. Menghargai
anak sebagai pribadi yang utuh.
b. Menghargai
pendapat dan pilihan siswa.
c. Menerima
kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat
berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru.
d. Dalam
proses pembelajaran, guru harus menunjukan kemampuan secara maksimal dan penuh
percaya diri di hadapan peserta didiknya.
e. Secara
terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif,
menyadarkan siswa akan kekurangan dank kelebihan yang dimilikinya.
5)
Kebutuhan akan
rasa bebas
Yaitu
terhindar dari lingkungan dan ikatan tertentu. Peserta didik harus diberikan
kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan. Peserta
didik yang tidak bebas mengungkapkan apa
yang di inginkannya akan mengalami frustasi, merasa tertekan, maka sebagai guru
harus memberikan kebebasan pada peserta didik dengan batas kewajaran dan tida
membahayakan.
6)
Kebutuhan akan
rasa sukses
Peseta didik akan merasa senang dan
puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil dan merasa kecewa apabila
tidak berhasil. Untuk itu guru harus mendorong para peserta didik untuk
mencapai keberhasil dan prestasi yang tinggi. Serta memberi penghargaan atas pretasi yang mereka capai betapapun
kecilnya. Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan perasaan
sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap dan motifasi yang
tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan. Guru harus menghindari
komentar-komentar yang bernada negatif atau menampakan sikap tidak puas
terhadap mereka yang gagal, karena akan membuat peserta didik kehilangan
kepercayaan diri, merasa tidak berharga dan putus asa.
BAB
III
Penutup
A.
Kesimpulan
1. Teori Kebutuhan
Menurut
Afrooz (1996), kebutuhan merupakan suatu keperluan azasi yang harus
dipenuhi untuk mencapai kesimbangan organisme. Dalam teorinya, McClelland
membedakan tiga jenis kebutuhan manusia,
yaitu[4]: need
for achievement (kebutuhan untuk berprestasi), need for power (kebutuhan untuk
berkuasa), need for affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi)
2. Kebutuhan
Dasar Manusia
Kebutuhan Dasar Manusia yaitu physiological needs (kebutuhan-kebutuhan fisiologis), need for self-security and security(
kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan), need
for love and belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki), need for self-esteem (kebutuhan akan rasa harga diri), need for self-actualization (kebutuhan
akan aktualisasi diri)
3. Kebutuhan
Peserta didik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Yaitu kebutuhan jasmani, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan rasa bebas,
kebutuhan akan rasa sukses
B.
Saran
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran atau kritikan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Fatimah, Enuncg. 2006. Psikologi Perkembangan. Pustaka Setia: Bandung.
0 komentar:
Post a Comment