Sunday, May 5, 2013

Kebutuhan Manusia, Kebutuhan Dasar Manusia, Kebutuhan Peserta Didik dan Implikasinya

Diposkan oleh KADRY BONJOLY di 6:26 PM

BAB I
 PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan perilaku  yang berbeda satu sama lain. Sebaliknya apabila ada suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi, juga akan berdampak pada perubahan sikap dan perilakunya. Ini menunjukan bahwa kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah  laku manusia. Tingkah laku manusia timbul karena karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan itu. Untuk itu dalam makalah ini, penulis mengulas mengenai teori kebutuhan, kebutuhan dasar manusia serta kebutuhan peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan.

2.      Batasan Masalah
a.       Teori kebutuhan
b.      Kebutuhan dasar manusia
c.       Kebutuhan peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan.
3.      Tujuan Penulisan
a.       Supaya mahasiswa mengetahui  tentang  teori kebutuhan
b.      Supaya mahasiswa mengetahui tentang kebutuhan dasar manusia
c.       Supaya mahasiswa mengetahui tentang kebutuhan peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan





BAB I
PEMBAHASAN
1.      Teori  Kebutuhan

a.       Menurut  Afrooz (1996), kebutuhan merupakan suatu keperluan azasi yang harus dipenuhi untuk mencapai kesimbangan organisme.

b.       Menurut  Chaplin (2002), mendefinisikan kebutuhan sebagai :                                                       
1)      Satu substensi seluler  yang harus dimiliki oleh organisme, agar organisme itu dapat tetap sehat,
2)      Lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan, atau ketidaksempurnaan yang dirasakan seseorang sehingga merusak kesejahteraannya. Dengan kata lain, kebutuhan muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga membuat diri individu bersangkutan melakukan suatu tindakan, tindakan itu mengarah kepada suatu tujuan, dan tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada.

c.       Dalam kajian-kajian psikologi, kebutuhan mendapat perhatian ahli psikologi. Salah satu teori kebutuhan yang paling populer dibangun dan dikembangkan oleh Abraham H. Maslow. Menurut Maslow, menusia mempunyai kecenderungan-kecenderungan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan sehingga penuh makna dan memuaskan.    
Manusia sebagaimana dilukiskan oleh  Maslow adalah makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan yang lain akan muncul dan menuntut kepuasan. Hal ini berlangsung sepanjang rentang kehidupan manusia.
d.      Teori  tentang kebutuhan lain yang dikenal cukup luas adalah teori yang diajukan McClelland. Dalam teorinya, McClelland membedakan  tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu[1]:
1)      Need for achievement (kebutuhan untuk berprestasi)
Kebutuhan untuk berprestasi merupakan suatu motif yang mendorong seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi  yang didasarkan atas suatu standar keunggulan, baik berupa prestasi orang lain ataupun prestasi sendiri yang dicapai sebelumnya.

Seseorang dikatakan memiliki kebutuhan berprestasi yang  tinggi apabila ia menggunakan waktunya untk memikirkan cara mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, mengerjakan sesuatu yang tidak biasa atau bersifat unik, atau memikirkan kemajuan karirnya ke depan. McClelland menemukan ciri-ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, antara lain:
a)      Menyenangi  situasi dimana ia memiku tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya.
b)      Menyenangi adanya umpan balik (feedback) yang cepat, nyata dan efisien atas segala perbuatannya.
c)      Dalam menentukan tujuan prestasinya, ia lebih memiliki resiko yang moderat daripada resiko yancg kecil.
d)     Berusaha melakukan sesuatu dengan cara baru dan kretif.
e)      Memiki rasa ingin tahu yang tinggi.

2)      Need for power (kebutuhan untuk berkuasa)
Kebutuhan untuk berkuasa yaitu suatu kebutuhan atau kecenderungan untuk memberi kesan atau mempunyai pengaruh atas orang lain dengan tujuan untuk dianggap sebagai orang yang kuat. Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berkuasa yang tinggi biasanya berusaha untuk mempengaruhi orang lain secara langsung dengan memberi sugesti, mengajukan pendapat atau ide-ide dan penilaian tertentu.

Ciri-ciri tingkah laku orang yang memiliki kebutuhan untuk berkuasa antara lain:
a)      Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari organisasi dimana ia terlibat.
b)      Sangat peka terhadap struktur pengaruh antarpribadi dari kelompok atau organisasi.
c)      Senang untuk menjadi anggota organisasi yang mencerminkan prestise.
d)     Berusaha menolong orang lain, meskipun pertolongan itu tidak diminta.

3)      Need for affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi)
Kebutuhan untuk berafiliasi yaitu suatu kecenderungan dari beberapa individu untuk mencari atau menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, tanpa memandang status, jabatan, ataupun pekerjaan.

Ciri-ciri tingkah laku dari orang yang memiliki kebutuhan untuk berafiliasi antara lain:
a)      Lebih senang berkumpul dengan orang lain daripada sendirian
b)      Sering berhubungan dengan orang lain, termasuk bercakap-cakap lewat telepon, bersilaturahmi, dan lain-lain
c)      Lebih memperhatikan aspek hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaan daripada aspek tugas-tugas itu sendiri.
d)      Mencari persetujuan atau kesepakatan dengan orang lain.
e)      Lebih aktif melakukan pekerjaan dalam suasana kooperatif.

2.      Kebutuhan Dasar  Manusia

Dalam teori hiearki kebutuhan yang diajukan oleh Maslow  terdapat 5 jenis kebutuhan dasar secara berjenjang atau bertingkat yaitu[2]:

1)      Physiological needs (kebutuhan-kebutuhan fisiologis)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sejumlah kebutuhan yang paling mendesak dan mendapat prioritas utama dalam pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kondisi fisik dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis ini antara lain: kebutuhan akan makanan, minuman, oksigen, sandang, tempat tinggal, seks, tidur, istrahat, dan lain-lain.

2)      Need for self-security and security( kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan)
Kebutuhan akan rasa aman termasuk kebutuhan dasar yang berada pada level kedua dan muncul setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.
Kebutuhan akan rasa aman meupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian,dan keteraturan dari lingkungannya, jaminan keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan dan lain-lain. Menurut Maslow, indikasi dari kebutuhan akan rasa aman pada anak-anak adalah kebergantungan.
3)      Need for love and belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang   dan memiliki)
Kebutuhan akan rasa kasih sayang   dan memiliki adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan efeksi atau ikatan emosional dengan orang lain, yang diaktualisasikan dalam bentuk : kebutuhan akan memilki dan rasa dimiliki, mencintai dan dicintai, kebutuhan akan rasa diakui dan diikut sertakan sebagai anggota kelompok, merasa dirinya penting, rasa setia kawan, kerja sama, dan sebagainya. Menurut Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan suatu yang hakiki dan sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan prasyarat bagi terwujudnya perasaan yang sehat.




4)       Need for self-esteem (kebutuhan akan rasa harga diri)
Kebutuhan akan ras harga diri merupakan kebutuhan indivindu untuk merasa berharga dalam hidupnya. Kebutuhan ini mencakup:
a)      Kebutuhan akan penghormatan/penghargaan dari diri-sendiri, seperti rasa percaya diri,hasrat untuk memperoleh kompetensi, kekuatan pribadi, kemandirian  
b)      Penghargaan dari orang lain, yaitu penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, berupa pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan atau status, pangkat,nama baik, dan sebagainya.

Individu membutuhkan untuk merasa kompeten dan berguna dan pada saat yang sama membutuhkan pengakuan atas nilai dan kompetensi yang kita miliki dari orang lain.

5)      Need for self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri)
Menurut teori Maslow, kebutuhan aktualisai diri adalah kebutuhan untuk memenuhi dorongan hakiki manusia untuk menjadi orang orang sesuai dengan keinginan dan potensi dirinya. Kebutuhan ini diwujudkan dengan jalan membuat segala sesuatu yang terbaik atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidang masing-masing.
 Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu menyatakan potensi yang dimilikinya menjadi lebih efektif dan kompeten. [3]
 Untuk memenuhi kelima jenjang kebutuhan tersebut, Abraham Maslow membedakan motivasi manusia atas 2 kategori, yaitu :
1)      Deficit motive (Motif kekurangan), yang mencakup motif untuk mendapatkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Sasaran utama dari motif ini adalah untuk mengatasi ketegangan organismik yang dihasilkan oleh keadaan kekurangan.

 Ciri-ciri dari keadaan yang mendorong munculnya motif kekurangan ini antara lain :
a.       Tidak terpenuhi kebutuhan ini dapat menyebabkan individu sakit.
b.      Terpenuhi kebutuhan ini dapat mencegah timbulnya sakit.
c.       Kemampuan mengendalikan pemenuhan kebutuhan nilai ini, akan menyembuhkan penyakit atau menghindarkan timbulnya gangguan.
d.      Dalam kondisi memilih yang kompleks, pemenuhan motif kekurangan ini akan cendrung diutamakan.
e.       Motif-motif kekurangan tidak begitu dominan pada orang yang sehat.

2)      Metaneeds (motif untuk pertumbuhan atau metakebutuhan) merupakan motif yang muncul apabila motif kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk mengungkapkan potensi. Menurut Maslow ciri-ciri orang yang mengalami aktualisasi diri adalah :

a.       Menerima realitas secara utuh dan akurat atau melihat suatu apa adanya.
b.      Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
c.       Spontanitas dan sederhana.
d.      Lebih memuaskan diri pada masalah ketimbang pada diri sendiri yang bersifat subjektif.
e.       Lebih menyukai hal-hal yang bersifat khusus dan privasi.
f.       Memiliki pandangan yang hangat; sangat menghargai kehidupan.
g.      Memiliki semangat identitas dan rasa persaudaraan yang tinggi dengan semua orang.
h.      Memilki karakter pribadi yang sangat mengahargai ide-ide demokrasi.
i.        Sangat memperhatikan nilai-nilai etika
j.        Memilki kreatifitas tinggi
k.      Menolak pengaruh kebudayaan yang negatif atau yang sering berlawanan dengan patokan-patokan pribadi seseorang, tidak mudah terpengaruh oleh masyarakat.
Sama seperti kebutuhan-kebutuhan dasar, apabila kebutuhan akan pertumbuhan ini tidak terpenuhi akan menyebabkan individu mengalami sakit secara psikologis, yang oleh Maslow dinamakan metapatologi. Bentuk-bentuk metapologi diantaranya: kehilangan kepercayaan, tidak adil, egosentris, kehilangan semangat hidup, depresi, kasar, mengalami kebingungan, individualitas, dan kehilangan rasa diri.
3.      Kebutuhan Peserta didik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru, diantaranya:

1)      Kebutuhan  Jasmani
          Sesuai dengan teori hirarki kebutuhan dari maslow, kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan  dan pendidikan. Kebutuhan peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian oleh guru disekolah adalah antara lain: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerik jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangan psikologi peserta didik, juga akan sangat berpengaruh akan terhadap proses belajar mengajar disekolah.

         Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik ini, sekolah melakukan upaya-upaya seperti :
a.       Memberi pemahaman terhadap peserta tentang penting pola hidup sehat dan teratur.
b.      Menanamkan kesadaran kepada peserta didik  untuk menkomsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi
c.       Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat
d.      Memberi pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti berolah raga.
e.       Menyediakan, berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain, berolah raga.
f.       Merancang bangunan sekolah sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman.
g.      Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing.

2)      Kebutuhan akan rasa aman
            Yaitu kebutuhan sangat penting bagi peserta didik terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Setiap siswa yang datang kesekolah sangat mendambakan suasana sekolah dan kelas yang aman, nyaman, dan teratur serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam, hilangnya rasa aman dalam diri siswa akan akan memicu munculnya perasaan cemas, ketakutan dan kegelisahan.
            Disamping itu pula dapat menyebabkan rusaknya hubungan intrapersonal dengan orang lain, membangkit kan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya. Sejumlah pemikir praktisi dunia pendidikan kontemporer mengakui bahwa lingkungan sekolah yang sehat dan menyenangkan, di samping dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, juga diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya perasaan tidak nyaman dan stres dalam diri siswa, yang pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3)      Kebutuhan akan rasa kasih sayang
Peserta didik  yang mendapat kan rasa kasih sayang akan merasa senang, betah dan bahagia berada dalam kelas serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam dalam kegiatan mengajar dan mengajar.  Sebaliknya peserta didik yang merasa kurang mendapat kasih sayang, akan merasa terisolasi, merendah diri, dan merasa tidak nyaman. Kondisi-kondisi demikian pada gilirannya akan melemahkan motivasi belajar mereka.

4)      Kebutuhan akan penghargaan.
Dapat terlihat dari kecenderung peserta didik untuk diakui dan diperlakuan sebagai orang berharga diri. mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaannya ditengah-tengah orang lain. apabila peserta didik merasa diremehkan , kurang diperhatikan atau kurang mendapat tanggapan yang positif akan sesuatu yang dikerjakan, maka sikap terhadap dirinya  dan lingkungan menjadi negatif.
Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru dituntut untuk:
a.       Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh.
b.      Menghargai pendapat dan pilihan siswa.
c.       Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru.
d.      Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya.
e.       Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif, menyadarkan siswa akan kekurangan dank kelebihan yang dimilikinya.

5)      Kebutuhan akan rasa bebas
Yaitu terhindar dari lingkungan dan ikatan tertentu. Peserta didik harus diberikan kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan. Peserta didik yang tidak bebas mengungkapkan  apa yang di inginkannya akan mengalami frustasi, merasa tertekan, maka sebagai guru harus memberikan kebebasan pada peserta didik dengan batas kewajaran dan tida membahayakan.

6)      Kebutuhan akan rasa sukses
            Peseta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Untuk itu guru harus mendorong para peserta didik untuk mencapai keberhasil dan prestasi yang tinggi. Serta memberi penghargaan  atas pretasi yang mereka capai betapapun kecilnya. Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan perasaan sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap dan motifasi yang tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan. Guru harus menghindari komentar-komentar yang bernada negatif atau menampakan sikap tidak puas terhadap mereka yang gagal, karena akan membuat peserta didik kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak berharga dan putus asa.















BAB III
Penutup

A.    Kesimpulan

1.      Teori  Kebutuhan
Menurut  Afrooz (1996), kebutuhan merupakan suatu keperluan azasi yang harus dipenuhi untuk mencapai kesimbangan organisme. Dalam teorinya, McClelland membedakan  tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu[4]: need for achievement (kebutuhan untuk berprestasi), need for power (kebutuhan untuk berkuasa), need for affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi)

2.      Kebutuhan Dasar  Manusia
Kebutuhan Dasar  Manusia yaitu physiological needs (kebutuhan-kebutuhan fisiologis), need for self-security and security( kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan), need for love and belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang   dan memiliki), need for self-esteem (kebutuhan akan rasa harga diri), need for self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri)

3.      Kebutuhan Peserta didik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Yaitu kebutuhan  jasmani, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan rasa bebas, kebutuhan akan rasa sukses

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran atau kritikan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.





DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Fatimah, Enuncg. 2006. Psikologi Perkembangan. Pustaka Setia: Bandung.


[1] Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),  hlm. 60-62
[2] Ibid, hlm. 62-67
[3] Fatimah, Psikologi Perkembangan (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm.135
[4] Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),  hlm. 60-62

0 komentar:

 

Kadri Bonjoly's Blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos