Tuesday, May 7, 2013

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM KEGIATAN MANAJEMEN KELAS

Diposkan oleh KADRY BONJOLY di 5:55 AM
A.    Pendahuluan
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab disiplin merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu berkait antara pengetahuan, sikap dan perilaku, kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, kebebasan, rasa kasih sayang, tolong menolong dan sebagainya adalah beberapa aturan disiplin kemasyarakatan yang harus dipelajari/diketahui, disikapi dan ditegakkan oleh para siswa.
Peserta didik belajar beberapa hal dengan cara mendengarkan misalnya, tetapi mereka lebih suka mengingat dan bertindak dengan kata-kata dan gagasan mereka sendiri. Dan disini peserta didik akan belajar lebih cepat apabila mereka terlibat dalam menyusun tata tertib mereka itu. Walaupun demikian, guru harus mengarahkan dan menentukan tindakan-tindakan apa yang akan diambil bila tata tertib dilanggar, sehingga disiplin tetap dapat ditegakkan.

B.     Membangun Komitmen dalam Kegiatan Manajemen Kelas
1.      Konsep disiplin (komitmen)
a.       Pengertiann Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disiple” yang berarti mengikuti orang belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi, 1993: 114).[1]
Menurut Depdiknas, disiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan. Sejalan dengan pendapat di atas, Hurlock menyatakan bahwa disiplin adalah cara masyarakat mengajar anak berprolaku moral yang disetujui kelompok.[2]
Dari berbagai macam pendapat di atas dapat diketahui bahwa disiplin merupakan suatu sikap moral siswa yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam satu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan.Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental. Disiplin pada hakekatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Selain itu olive dalam buku Subari mengemukakan pendapatnya bahwa disiplin mengandung pengertian:
1)      The creation and presenvasion of condition assential to work (kreasi dan persiapan kondisi pokok untuk bekerja)
2)      Self control(control diri)
3)      Preparation fort a dult (persiapan sebagai warga Negara yang dewasa) artinya bisa membuat atau mempersiapkan diri secara matang untuk melaksanakan proses pembelajaran
4)      Intelligence and borning(penurutan yang sadar)
5)      Sejumlah pengontrolan guru terhadap murid
6)      Penurutan yang dipaksakan
7)      Pengontrolan dan pengarahan energi yang menghasilkan tingkah laku yang produktif[3]
Disiplin kelas merupakan hal yang esensial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh guru harus:
a.       Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;
b.      Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
c.       Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik;
d.      Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;
e.       Menghindari perasaan beban berat an rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.
Disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu peserta didik. Mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
Berkaitan dengan sejumlah besar kebutuhan para siswa, guru perlu mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan, tingkat kemampuan umum para siswa, dan latar belakang kondisi sosio-ekonomi para siswa. Dalam beberapa kelas tingkat perhatian para siswa tidak sepenting seperti kelas lainnya, tetpi dilain kelas, terutama pada kelompok kelas yang berkemampuan rendah, guru dapat memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat dan seksama. Sebagai contoh siswa yang datang dari kelas berkarakter yang pola disiplinnya bertemperamen kasar, maka kondisi seperti itu akan terbawa keruang kelas. Juga banyak guru yang mengalami problem disiplin ketika para siswa gagal melihat keterkaitan pelaksanaan antara materi yang disajikan kepada kehidupan mereka.
Dalam hal khusus guru-guru memerlukan pertimbangan tentang hubungan program disiplin yang dibuat dengan motivasi individu para siswa.dalam menegakkan seperangkat ketentuan disiplin sekolah, guru perlu mengkomunikasikan bagaimana para siswa seyogyanya bertingkah laku dan apa yang akan terjadi bila siswa berkelakuan lain. Beberapa problema yang akan mengganggu disipli seyogyanya dapat diperkirakan sejak dini. Contoh dari problema tersebut adalah siswa melawan. Terhadap hal tersebut, apakah guru membiarkan perilaku siswa yang keluar dari ketentuan uang diharapkan. Tentu saja tidak, oleh karena itu, kalau terjadi hal seperti itu tindakan preventif segera dapat diterapkan.
Keberadaan guru di kelas tidak hanya bertugas menyampaikan kurikulum/materi yang direncanakan kepada para siswa, tetapi kondisi persoalan disiplin para guru itu sendiri di kelas perlu ditampilkan. Materi dan disiplin harus dikaitkan dengan pemahaman umum dari apa yang diharapkan para siswa. Program yang cukup efektif dalam memberi pemahaman disiplin misalnya, dapat dilaksanakan sekolah dengan cara melibatkan para siswa untuk mendiskusikan topik-topik yang menjadi kepedulian sekolah.


b.      Unsur-unsur disiplin
Hurlock menyatakan bahwa disiplin terdiri dari empat unsur yaitu: 1) peraturan; 2) hukuman; 3) penghargaan; 4) konsistensi.[4]
1)      Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola itu dapat ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuan pengaturan adalah untuk menjadikan anak lebih bermoral dengan membekali pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Setiap individu memiliki tingkat pemahaman yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh tingkat perkembangan individu yang berbeda meskipun usianya sama. Oleh karena itu memberikan peraturan harus melihat usia individu dann tingkat pemahaman masing-masing individu.
2)      Hukuman
Hukuman dijatuhkan kepada seseorang apabila melakukan kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran.
3)      Penghargaan
Guru harus menyadari bahwa penghargaan merupakan suatu hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Sikap guru yang memandang setiap enteng hal ini menyebabkan anak kurang termotivasi untuk belajar. Bentuk penghargaan yang efektif adalah penerimaan sosial dengan diberi pujian. Namun dalam penggunaannya harus dilakukan secara bijaksana dan mempunyai nilai edukatif
4)      Konsistensi
Konsistensi merupakan suatu kecenderungan yang konstan yang akan mengakibatkan tiadanya perubahan untuk menghadapi kebutuhan perkembangan yang berubah. Peraturan yang konsisten bisa memacu proses belajar anak. Dengan adanya konsistensi anak akan terlatih dan terbiasa dengan segala hal yang tetap sehingga mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari yang salah.
c.       Upaya meningkatkan disiplin belajar.
Untuk mendorong agar disiplin dalam melaksanakan kegiatan belajar, memerlukan beberapa cara antara lain:
1)      Pengawasan langsung dan tidak langsung. Pengawasan langsung misalnya, melalui pemantauan kegiatain belajar di dalam kelas, pemantauan yang dilakukan di rumah oleh orang tua, pemeriksaan fisik dan kesehatan, serta kegiatan organisasi di sekolah. Pengawasan tidak langsung, misalnya dengan memberikan tugas-tugas di rumah melalui evaluasi belajarnya atau ulangan harian.
2)      Pembinaan dapat dilaksanakan dengan jalan memberikan bimbingan di dalam kelas, memberikan contoh teladan yang berupa sikap dan perbuatan yang baik dari pendidikan, orang tua maupun lingkungan anak tersebut.
3)      Pemberian pembinaan pengembangan bakat dan potensial yang ada dalam diri anak dan juga memberikan penghargaan apabila anak tersebut menunjukkan prestasinya atau memberikan hukuman apabila anak melanggar ketentuan dan tata tertib.

2.      Desain peraturan (learning kontrak dalam pembelajaran)
Peraturan adalah sesuatu yang mengatur prilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.
Learning kontrak adalah suatu keterampilan, sikap, aktifitas, apasaja yang dilakukan oleh seorang pendidik bersama peserta didik dalam proses pembelajaran. Kontrak belajar yang dibuat dan disepakati oleh peserta didik dan pendidik hanya berlaku di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan kelas.
Tujuan kontrak belajar adalah untuk meningkatkan suasana kelas yang kondusif dan nyaman serta mengajarkan kedisiplinan kepada siswa. Kontrak belajar bukanlah peraturan yang dibuat berdasarkan paksaan, melainkan kesepakatan. Agar sistem kontrak ini terlatih, maka diberikan petunjuk-petunjuk berikut:
1)      Setiap tugas hendaknya diberi penghargaan kredit.
2)      Kredit yang diberikan, hendaknya sering dilakukan
3)      Kontrak itu hendaknya mengutamakan prestasi buka kepatuhan.
4)      Kontrak harus layak
5)      Syarat-syarat kontrak harus jelas
6)      Kontrak harus positif
7)      Kontak harus jujur
8)      Kontrak sebagai metode belajar harus disusun secara sistematis[5]
Adanya kontrak belajar di kelas, akan menegaskan batas antara hak dan kewajiban siswa. Selain itu, siswa dan guru akan terlatih untuk berhati-hati sebelum melakukan sebuah tindakan.

C.    Penutup
1.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Disiplin adalah kesadaran yang ada pada diri individu (siswa) untuk bertingkah laku sesuai dengan kesepakatan bersama, dengan konsekuensi-konsekuensi yang telah ditentukan melalui kontrol yang dilakukan oleh seorang guru.
b.      Peraturan lebih ketat dari pada kebijakan. Melanggar peraturan harus mendapat konsekuensi yang jelas, sehingga dalam membuat peraturan sebaiknya mengikutsertakan siswa dalam rangka menciptakan kelas yang demokratis
c.       Kontrak belajar merupkan kesepakatan antara siswa dan guru yang diambil untuk memotivasi siswa. Kontrak belajar akan mempengaruhi perilaku siswa dalam belajar sehingga untuk membuat kontrak belajar ini guru harus memperhatikan dan mengukur petunjuk-petunjuk praktis.
2.      Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.























DAFTAR PUSTAKA
Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/
http://veltic.blogspot.com/2010/01/5-disiplin-dalam-proses-belajar.html
http://pdfqueen.com/pdf/pe/pentingnya-kedisiplinan-dosen-dalam-pembelajaran/



[1] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/
[2] http://veltic.blogspot.com/2010/01/5-disiplin-dalam-proses-belajar.html
[3] Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 163
[4] http://pdfqueen.com/pdf/pe/pentingnya-kedisiplinan-dosen-dalam-pembelajaran/

0 komentar:

 

Kadri Bonjoly's Blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos